8.18 Sinden
Sinden adalah sebutan bagi personil yang menggunakan suara / vokal manusia dalam permainan Gamelan. Sinden juga bertanggung jawab menyanyikan lirik dari gending. Walau demikian, vokal yang digunakan Sinden tidak selalu berbentuk lirik lagu. Bisa juga sahut-sahutan atau bunyi-bunyian tak bermakna, namun memberi nilai estetika lebih pada gending. Sinden adalah sebutan bagi vokalis yang berjenis kelamin wanita sedangkan Gerong adalah sebutan untuk vokalis berjenis kelamin pria.
Kehadiran Sinden dalam Gamelan Jawa bisa menjadi nilai tambah tersendiri bagi kelompok Gamelan Jawa tersebut. Selain suara yang indah, Sinden juga sering dipuji karena kecantikan fisiknya. Interaksi antara Sinden dengan pengrawit lain atau Dalang (dalam kelompok wayang) terkadang menjadi atraksi tersendiri yang menarik minat penonton. Banyak Sinden meraih popularitas lebih di luar kelompok gamelannya dan melebarkan sayap ke dunia seni yang lain, misalnya tarik suara dan pembawa acara. Sebut saja Waldjinah dan Soimah Pancawati.
Kompetensi
Untuk mendapatkan keahlian bermain Gamelan, kebanyakan pengrawit atau sinden hanya mengikuti ekstrakurikuler di sekolah atau belajar di sanggar kesenian. Beberapa belajar karena keluarganya memiliki perangkat Gamelan atau bekerja di bidang kesenian. Karena sifat kegiatannya yang tidak wajib dan berupa sampingan, proses pembelajaran seringkali berjalan kurang maksimal dan bisa berpengaruh terhadap regenerasi ke depannya.
Pemerintah tidak tinggal diam terhadap masalah ini. Saat ini, Gamelan sudah masuk ke dalam institusi pendidikan, yaitu dengan dimasukkannya mata kuliah Karawitanologi atau Seni Karawitan di beberapa perguruan tinggi, khususnya yang memiliki program studi Etnomusikologi.
Di tingkat pendidikan menengah, pemerintah juga membuka SMK jurusan Seni Karawitan di berbagai kota di Indonesia. Pemerintah juga telah membuat Standar Kompetensi Nasional (SKN) untuk Wira Pradhangga alias Pengrawit maupun untuk Sinden dan Gerong.
Di dalam SKN, tingkatan kompetensi untuk Karawitan Jawa bisa dibagi lima, di mana setiap level memiliki tiga subkompetensi. Ujian dan sertifikat kompetensinya dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Lima tingkatan kompetensi tersebut adalah :
- Tingkat Pemula (setara SMK Karawitan kelas X)
- Tingkat Muda / Lanjut (setara SMK Karawitan kelas XI)
- Tingkat Madya / Pengrawit / Sinden (setara SMK Karawitan kelas XII).
- Tingkat Ki / Nyi
- Tingkat Empu (tingkat tertinggi)
Penjelasan lebih detil atas setiap kompetensi dapat dilihat pada SKKNI (Standar Kompetensi dan Keahlian Nasional Indonesia) yang bisa diunduh secara bebas dari internet.