7.1 Fungsi Instrumen (Ricikan)
Supanggah (dalam Supardi, 2013) menyatakan bahwa secara umum, instrumen atau ricikan dalam Gamelan dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan fungsinya di dalam Gamelan.
- Ricikan Balungan
Dalam Gamelan, terdapat istilah balungan gending. Bila sebuah gending diibaratkan sebagai rumah, balungan gending adalah tiang-tiang yang merupakan kerangka dari rumah tersebut. Kerangka ini yang menjadi acuan utama dalam permainan dan semua garapan-garapan dari gending (komposisi dan aransemen) mengacu pada balungan gending ini.
Ricikan Balungan adalah instrumen-instrumen yang irama permainannya sangat dekat dengan irama balungan gending. Dengan kata lain, ricikan balungan bertanggung jawab membentuk kerangka gending. Instrumen yang merupakan ricikan balungan di antaranya adalah slenthem, demung, saron, saron penerus (peking), dan bonang penembung.
- Ricikan Garap
Ricikan Garap adalah instrumen-instrumen yang irama permainannya berfungsi untuk mengisi kerangka gending. Garapan untuk instrumen ini bisa menjadi sangat kreatif karena fungsinya adalah memberikan “jiwa”, “hiasan”, atau “nuansa” dari gending.
Garapan untuk ricikan-ricikan ini kadang terkesan “jauh” dari balungan gending, tetapi saat dimainkan sebagai satu kesatuan dengan ricikan balungan, musiknya tetap terasa “nyambung”. Hal inilah yang menyebabkan gamelan menjadi unik, sehingga dibutuhkan kreativitas untuk menggarapnya.
Instrumen yang tergolong ricikan garap di antaranya adalah rebab, gendher barung, gendher penerus, bonang barung, bonang penerus, gambang, siter, suling, dan suara vokal (sinden dan gerong).
- Ricikan Struktural
Secara sederhana, ricikan struktural didefinisikan sebagai instrumen yang bertanggung jawab untuk membangun aspek tempo dan ritme (dinamika), yang mana biasanya instrumen yang tergolong di dalamnya tergolong sebagai alat musik ritmis. Instrumen yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya adalah kethuk, kenong, kempul, gong, kemanak, kecer, dan sebagainya.
Dalam Gamelan, ricikan struktural adalah instrumen yang permainannya ditentukan oleh bentuk gending. Setiap bentuk gending sudah memiliki pakem terkait jumlah sabetan balungan dalam satu gatra dan instrumen apa yang harus dibunyikan pada setiap sabetan tersebut. Untuk itu, pemain disarankan untuk mengetahui bentuk-bentuk dasar dari gending dalam Gamelan Jawa.
Secara umum, Martapangrawit (dalam Supardi, 2013) mengelompokkan gending jawa menjadi tiga kelompok besar berdasarkan ukurannya. Pertama adalah gending ageng, yaitu dengan bentuk gending kethuk 4 awis dan kethuk 8 kerep atau kethuk 4 kerep. Kelompok kedua adalah Gending tengah atau sedheng (sedang), yaitu gending kethuk 2 kerep. Kelompok ketiga adalah gending alit, yaitu gending berukuran ladrang ke bawah.
Dari tiga kelompok tersebut, terdapat 16 bentuk gending jawa klasik :
- Lancaran
- Srepegan
- Sampakan
- Ayak-ayakan
- Kemuda
- Ketawang
- Ladrang
- Gending Merong Kethuk 2 Kerep
- Gending Merong Kethuk 2 Arang
- Gending Merong Kethuk 4 Kerep
- Gending Merong Kethuk 4 Arang
- Gending Merong Kethuk 8 Kerep
- Inggah Gending Kethuk 2
- Inggah Gending Kethuk 4
- Inggah Gending Kethuk 8
- Inggah Gending Kethuk 16
Kepustakaan
- Supardi. (2013). Ricikan Struktural Salah Satu Indikator Pada Pembentukan Gending Dalam Karawitan Jawa. KETEG : Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi, 13 (1) 2-28. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=894621&val=14004&title=RICIKAN%20STRUKTURAL%20SALAH%20SATU%20INDIKATOR%20PADA%20PEMBENTUKAN%20GENDING%20DALAM%20KARAWITAN%20JAWA